GENERASI PERTAMA
Game
bermula pada tahun 1972, pada saat itu, orang masih belum mengenal apa itu
konsol, apa itu game komputer, yang ada hanya istilah ”video game”, yaitu
sebuah permainan elektronik yang menampilkan gambar bergerak (video). Pada
tahun 1972 ini, sebuah perusahaan bernama Magnavox meluncurkan video game
pertama, yaitu Odyssey.
Boleh
dibilang, Odyssey bukanlah sebuah mesin yang sukses, penjualannya tidak
menunjukkan antusias konsumen. Tidak lama berselang, sebuah game arcade
legendaris Atari bertitel Pong muncul. Pong merupakan sebuah game sederhana
yang mengambil konsep permainan tenis, satu bola dan 2 papan di kiri dan kanan,
pemain sebisa mungkin harus berusaha mengembalikan bola ke daerah lawan, tentu
kalian sudah pernah melihat game yang hingga 2009 ini masih dimainkan.
Atari
merilis Pong dalam bentuk sebuah mesin ding dong bernama Sears. Akhirnya, pada
tahun 1975, Magnavox menyerah dan menghentikan produksi Odyssey. Sebagai
gantinya, mereka mengikuti jejak Atari, memproduksi mesin ding dong bernama
Odyssey 100, yang khusus menyajikan game Pong.
GENERASI KEDUA
Pada
tahun 1976, Fairchild mencoba menghidupkan kembali dunia video game dengan
menciptakan VES (Video Entertainment System). VES adalah mesin pertama yang disebut
”konsol”. Konsol ini menggunakan kaset magnetik yang disebut cartridge. Nah,
konsep ini kemudian diikuti oleh beberapa produsen lain, termasuk Atari,
Magnavox, dan RCA, ketiga perusahaan tersebut juga merilis konsol serupa.
Pada
tahun 1977, dunia konsol menjadi tidak populer, game-game yang ada tidak
berhasil menarik minat. Fairchild dan RCA mengalami kebangkrutan. Praktis,
hanya ada Atari dan Magnavox yang masih bertahan di dunia video game. Sekitar
tahun 1978, Magnavox meluncurkan Odyssey 2, seperti halnya Odyssey pertama,
konsol ini pun gagal menjadi hit. Tak lama berselang, Atari meluncurkan konsol
legendaris, Atari 2600, yang terkenal dengan game Space Invaders-nya. Dan mulai
tahun 1980, berbagai produsen konsol muncul, dan mereka mengambil Atari 2600
sebagai konsep dasar, perkembangan game pun semakin pesat.
Tiga
tahun berselang, tepatnya tahun 1983, dunia video game kembali ambruk.
Game-game yang kurang kreatif membuat konsol kembali mendapat sambutan dingin,
apalagi, PC saat itu menjadi semakin canggih. Orang lebih memilih membeli PC
ketimbang konsol video game, selain untuk bermain, PC juga produktif untuk
bekerja.
Kampanye
seperti ini lah yang terjadi di pasar dan membuat hampir seluruh perusahaan
konsol mengalami kebangkrutan. Dan tahun 1983 ini menjadi titik di mana
game-game komputer (PC Game) semakin berkembang pesat, hingga saat ini. Pelopor
PC ber-game saat itu adalah Commodore 64, konsol sekaligus personal computer
yang menyediakan tampilan grafis 16-warna dan memiliki kapasitas memori jauh
lebih baik dari konsol videogame model apa pun.
GENERASI KETIGA
Famicom
dari Nintendo, berhasil merajai pasar videogame di era generasi ketiga.
Hancurnya dunia konsol, menggugah perusahaan bernama Famicom untuk mencoba
industri videogame kembali. Perusahaan Jepang ini menciptakan gebrakan baru,
sebuah konsol bernama Famicom/Nintendo Entertainment System (NES) dirilis di
akhir 1983. Konsol ini menampilkan gambar dan animasi resolusi tinggi untuk
pertama kalinya. Setelah mendapat sambutan hangat di Jepang, Famicom memperluas
pemasarannya ke Amerika, yang dikenal dengan NES (Nintendo Entertainment
System). Nintendo memiliki chip pengaman pada cartridge game mereka, dengan
demikian seluruh game yang akan dirilis haruslah seijin developer Nintendo. Dan
akhirnya, muncul sebuah game legendaris, Super Mario Brothers, yang dibintangi
karakter fenomenal yang tetap eksis hingga kini, Mario.
GENERASI KEEMPAT
NES
mendapat sambutan hangat di seluruh dunia, dan sebuah perusahaan bernama Sega
mencoba menyaingi Nintendo. Pada tahun 1988, Sega merilis konsol
next-generation mereka, Sega Mega Drive (yang juga dikenal dengan Sega
Genesis). Konsol ini menyajikan gambar yang lebih tajam dan animasi yang lebih
halus dibanding NES. Konsol ini cukup berhasil memberi tekanan, tetapi NES
tetap bertahan dengan angka penjualan tinggi. Dua tahun berselang, pada 1990,
Nintendo kembali menggebrak dengan konsol next-gen mereka, SNES (Super Nintendo
Entertainment System). Selama 4 tahun, Nintendo dan Sega menjadi bebuyutan,
meskipun ada beberapa produsen seperti SNK dengan NeoGeo-nya, NEC dengan
TurboGrafx-16 dan Phillips CD-i, tapi kedua konsol mereka begitu handal dan
populer. Rivalitas yang legendaris,
Super NES dan Mario Brothers sebagai ikonnya melawan SEGA Mega Drive dan Sonic
the Hedgehog sebagai ikonnya.
GENERASI KELIMA
Mulai
dari 1990 sampai 1994, Sega dan Nintendo tetap bersaing. Berbagai game
fenomenal dirilis. SNES menyertakan chip Super FX pada cartridge mereka, dan
Sega menggunakan Sega Virtua Processor, keduanya bertujuan untuk meningkatkan
kualitas grafis dari game. Alhasil, SNES dan Sega saling beradu dengan
game-game keren seperti Donky Kong Country (SNES) dan Vectorman (Sega).
Awal
generasi kelima dimulai ketika tahun 1993, sebuah perusahaan ternama,
Panasonic, merilis konsolnya yang bernama Panasonic 3DO. Ini adalah konsol
pertama yang menggunakan CD sebagai pengganti cartridge. Harganya yang sangat
mahal membuat konsol ini tidak populer, 3DO tidak bertahan lama dan harus
segera menghentikan produksinya
Selanjutnya,
tahun 1994, Atari kembali meluncurkan konsol baru untuk menandingi Nintendo dan
Sega. Atari Jaguar jelas jauh lebih canggih ketimbang NES maupun Mega Drive,
tetapi penggunaannya yang sulit menjadi batu sandungan, belum lagi, pada tahun
yang sama, Sony merilis konsol super legendaris, PlayStation. Atari bangkrut
dan akhirnya melakukan merger.
Konsol
basis CD yang pertama kali menuai sukses adalah Sony PlayStation. Konsol Jepang
ini segera mendapat sambutan hangat, dan hingga saat ini, PlayStation sudah
terjual ratusan juta unit. PlayStation yang juga disebut PS-One merupakan
konsol terlaris sepanjang masa. Sega dan Nintendo tampaknya menyadari
ketertinggalan mereka dari Sony. Sega kemudian merilis Sega Saturn, dan
Nintendo mengeluarkan Nintendo 64. Tapi, sayangnya, duo konsol tersebut udah
nggak sekuat dulu lagi.
GENERASI KEENAM
Setelah
jatuhnya Nintendo dan Sega, kini dunia konsol jadi milik Sony. PlayStation
menjadi raja dan bisa dibilang tidak memiliki pesaing. Sega mencoba meluncurkan
Sega Dreamcast pada 1998 untuk mematahkan dominasi Sony, tetapi kembali gagal,
akhirnya pada tahun itu juga, Sega mengundurkan diri dari dunia produsen
konsol. Sony semakin ’merajalela’ ketika mereka berhasil merilis konsol
barunya, PlayStation 2, yang sudah berbasis DVD pada tahun 2000. Nintendo
mencoba bertahan di dunia konsol dengan merilis Game Cube. Konsol ini tidak
menggunakan DVD 12 cm biasa, melainkan DVD yang berukuran lebih kecil, yaitu 8
cm.
Satu-satunya
pesaing serius PlayStation 2 adalah Xbox. Sebuah konsol keluaran Microsoft ini
menggebrak dengan tampilan visual yang sangat tajam dan berkualitas yang kala
itu lebih menarik dibanding dengan PlayStation 2. Sayangnya game-game Xbox
ternyata tidak sepopuler PlayStation 2. Satu game Xbox yang menjadi hit dan
cukup fenomenal yaitu Halo. Karena game ini udah memanfaatkan fasilitas
‘unggul’ dari Microsoft, yaitu Xbox Live.
GENERASI KETUJUH
Boleh
dibilang, Xbox terlambat meluncur ke pasaran dibanding PlayStation 2, dan
support game-game tenar juga sangat minim. Tetapi, Microsoft seolah belajar
dari kesalahannya. Pada saat Sony masih melakukan riset untuk konsol
PlayStation 3 yang menggunakan Blu-Ray, Microsoft kali ini telah mengambil
seribu langkah lebih cepat. Xbox 360, konsol generasi terkini yang memanfaatkan
media HD-DVD (nantinya) meluncur pada November 2005 silam. Xbox 360 hadir
dengan segudang fitur istimewa, mulai dari grafis, hingga titel-titel game
terkenal. Di antaranya Best Game of The Year 2006 versi beberapa situs game
terkemuka, Gears of War. Apalagi, Xbox Live semakin disempurnakan, dan mendapat
sambutan luar biasa dari para gamer.
Kali
ini, giliran Sony yang terlambat. PlayStation 3 dirilis pada November 2006,
selang seminggu sebelum Nintendo meluncurkan terobosannya, yaitu Nintendo Wii.
Posisi PlayStation 3 kurang menguntungkan, selain karena Xbox 360 sudah keburu
tenar duluan, Wii juga menawarkan inovasi pada stik kontrol mereka yang ’motion
sensitive’. Apalagi, harga konsol terbaru Sony itu merupakan yang paling mahal
dibanding dua pesaingnya. Alhasil, penjualan PlayStation 3 menjadi yang
terendah di bawah Xbox 360 dan Wii hingga artikel ini ditulis.
GENERASI HANDHELD
Merebaknya
popularitas game membuat berbagai perusahaan elektronik berusaha membuat
terobosan baru. Di antaranya adalah membuat sebuah mesin game berukuran kecil,
yang bisa dibawa ke mana pun. Belakangan, konsol pun dibuat mini, serupa dengan
handheld, tentu saja, ini merupakan sebagian terobosan besar yang tidak boleh
dilupakan dalam sejarah game.
Sejarah
video game saku ini bermula pada tahun 1976, beberapa piranti dari Mattel
dirilis ke pasaran, tetapi tidak begitu populer. Demikian pula dengan handheld
buatan Milton Bradley yang dilempar ke pasaran tahun 1979 silam.
Perusahaan-perusahaan Jepang mulai merambah pasar handheld pada awal 1980-an, tetapi
tetap sama saja hasilnya. Hal ini terus berlanjut hingga 1984. Pada waktu itu,
sebuah nama yang tentu tidak asing sampe sekarang, Game Boy, muncul. Handheld
buatan Nintendo ini begitu diminati dan dinobatkan sebagai handheld pertama di
dunia yang angka penjualannya boleh dikatakan sukses.
Lima
tahun kemudian, pada 1979, Atari mengakhiri era handheld hitam putih. Produk
andalannya, Atari Lynx, membawa dimensi baru. Ini handheld pertama yang mampu
menampilkan warna, sekaligus animasi 3D yang sederhana. Tahun 1990, dunia
handheld semakin menggila, NEC, perusahaan elektronik terkemuka di Jepang
membuat handheld yang mampu merender animasi 3D lebih kompleks, karena
menerapkan konsep grafis 3D untuk PC (personal computer).
Semenjak
tahun tersebut, produsen game semakin gencar melakukan riset untuk handheld.
Sega merilis Game Gear dan setahun berselang, Nintendo memperbarui produknya
dengan Super Game Boy. Bahkan, Sega memproduksi handheld tanpa layar, Mega Jet,
untuk diimplementasikan di pesawat terbang guna menghibur penumpangnya.
Nintendo Virtual Boy menyusul pada tahun 1994, lengkap dengan kacamata 3D-nya,
yang sekarang banyak ditiru untuk pelengkap berbagai paket produk grafis 3D.
Mulai
tahun 1995, ada ide untuk mengecilkan ukuran konsol, dimulai dari Sega Nomad.
Konsol ini membutuhkan cartridges Sega Mega Drive, tetapi ukurannya kecil, maka
dari itu tergolong handheld. Pada tahun 1996, muncul Neo Geo Pocket, disusul
oleh beberapa variasi Game Boy Pocket dan Game Boy Color, yang terus berinovasi
tiap tahunnya.
Sony
merilis PocketStation pada 1998 dan memberikan kejutan besar di dunia konsol.
Handheld ini memiliki kualitas visual yang jauh lebih baik dibanding handheld
lain yang ada di pasaran. Salah satu pentolan Nintendo, Gumpei Yokoi,
memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan Bandai, kemudian merilis
WonderSwan dan WonderSwan Color pada 1999 dan 2000.
Pada
2001, Game Park GP32 muncul. Handheld buatan Korea ini sangat unik, selain
fitur multimedia, pemiliknya bisa mendesain aplikasi dan game sendiri untuk
GP32. Nintendo juga merilis Game Boy Advance pada tahun yang sama. Bahkan,
Nokia produsen ponsel yang tidak asing bagi Anda, merilis handheld Nokia N-Gage
di tahun 2003. Ini merupakan ponsel sekaligus piranti game yang lengkap dengan
fitur-fitur multimedia dan interkonektivitas, seperti Bluetooth. Dan juga pada
tahun ini, dirilis Game Boy Advance SP dengan model yang cantik, solid, dan
padat.
Akhir
2004, Sony merilis handheld pertama yang menggunakan cakram bernama PSP dan
dibarengi dengan hadirnya Nintendo DS, yang menggunakan konsep dual screen
(layar ganda). Disusul oleh Game Boy Micro dan Game Park XGP yang rilis
sepanjang 2005. dan akhirnya tahun 2006 lalu, Nintendo DS Lite dan Pelican VG
Pocket Caplet menjadi handheld terbaru yang dilempar ke pasaran.
ULASAN TEKNOLOGI
Jika
dilihat, perkembangan game yang paling utama memang terletak pada grafis.
Semakin hari, game semakin berlomba-lomba menampilkan kualitas visual yang
semakin cantik. Dengan semakin hebohnya grafis, tentu saja, game makin mampu
menampilkan permainan yang menyenangkan. Salah satunya karena karakter yang
semakin kaya animasi dan dunia permainan yang semakin realistis.
Untuk
segi teknis, tentunya yang paling signifikan adalah media game. Mulai dari
generasi awal, menggunakan cartridge, hingga beralih ke CD, bahkan sekarang
media berkapasitas besar Blu-Ray. Dengan demikian, bisa disimpulkan, game yang
ada semakin hari semakin cantik dan menawan, namun harus dibayar mahal dengan
kapasitas media yang semakin besar dan semakin mahal pula ongkos produksinya.
Dan
sekarang, dengan semakin maraknya internet, tentu saja prinsip dunia tanpa
batas semakin menggema. Nah, tampaknya ini juga berimbas pada dunia konsol.
Tidak hanya PC yang bisa bermain multiplayer, konsol generasi ketujuh
seluruhnya sudah memasukkan fasilitas ini sebagai fitur utama, bukan lagi fitur
sampingan yang sekedar ada. Bukti paling nyata adalah suksesi Microsoft Game
Studio dengan Xbox Live-nya. Pemain bisa saling berkompetisi dengan sesama
gamer di penjuru dunia, tanpa harus bertemu.
Berbicara
mengenai game, tentu saja, PC tidak boleh dilupakan. Memang, saat ini orang
lebih mengenal PlayStation atau Xbox, serta Nintendo, tetapi komputer juga
sangat menghibur dengan game-game yang lebih kompleks. Kelebihan game PC adalah
pada fungsionalitas, terutama modifikasi game. Selain itu, grafis game PC
sebenarnya jauh lebih indah dibanding dengan grafis konsol tercanggih
sekalipun, setelah datangnya OS Windows Vista. Hanya saja, untuk bisa
mendapatkan PC dengan kinerja maksimal, dibutuhkan dana 5 kali lebih besar
dibanding membeli konsol. Tentu saja, untuk masa-masa ini, konsol jauh lebih
terjangkau untuk sekedar bermain.
Popularitas
sebuah game tampaknya sudah tidak bisa dipungkiri lagi, tampak dengan jelas
bahwa sekarang game telah merambah dunia gadget dan handheld. Game-game dalam
bentuk kecil, seperti PSP (PlayStation Portabel) dan GameBoy menjadi pilihan
untuk mendampingi perjalanan jauh. Bahkan, handphone-handphone pun dilengkapi
dengan fitur-fitur untuk menginstal game-game yang umumnya berplatform Java.
Game-game seperti inilah yang dikenal dengan istilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar